Kamis, 04 September 2014

Situs Megalithikum Gunung Padang

Bukit Berbatu!
Sebuah destinasi yang merayuku untuk menutup liburan kali ini disana. Ajakan ini pertama kali datang dari teman sekelasku (Mas Ali) tepat H-1 sebelum keberangkatan, sempat bingung juga saat memutuskan untuk berangkat, mengingat daerah ini berlokasi di Cianjur, cukup jauh dari Bandung. Akhirnya setelah mengingat, menimbang, dan akhirnya tepat di hari H, Aku putuskan YESS J.
Berangkat bersama ke-7 orang temanku, 5 cowok, dan 3 cewek (termasuk Aku). Kami menaiki angkutan umum bis jurusan Bandung-Cianjur-Sukabumi, perjalanan ditempuh dalam waktu 3 jam dengan ongkos 20ribu, dan berhenti di daerah Warung Kondang-Cianjur. Untuk menuju daerah Gunung Padang, ternyata kami harus menggunakan angkutan umum lagi, yaitu angkot dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Jalanan yang ditempuh angkot cukup ekstrem berbatu, membuat kami para penumpang mengangguk-angguk terpaksa selama di perjalanan. Akhirnya angkot berhenti di sebuah plang bertuliskan “Situs Megalithikum Gunung Padang 6 km”, rupanya inilah jarak terjauh yang bisa ditempuh angkot ini. Kami turun dan mulai berjalan, belum jauh kami berjalan, lewatlah sebuah mobil kap terbuka membawa pisang, dan refleks salah seorang temanku menyetop mobil ini :
“Gunung Padang Pak”...ujarnya
“Naiklah...” jawab sang empunya mobil....
Akhirnya resmilah kami, seperti penjual pisang di atas mobil J.
Jalur yang kami tempuh kanan-kirinya dihiasi pemandangan perkebunan teh, yang terakhir baru kuketahui, kalau ini merupakan perkebunan teh sosro, salah satu merk teh yang terkenal di negeri ini.
Kami diturunkan di plang yang bertuliskan “Situs Megalithikum Gunung Padang 2 km”, artinya kami harus berjalan sejauh 2 km lagi menuju destinasi itu. Sangat merasa terbantu dengan mobil tadi yang telah meringankan perjalanan kami sejauh 4 km (Thanks a lot Pak J).
It's not selfie :)
Perjalanan kami habiskan dengan santai, sambil sesekali mengambil beberapa foto (narsis J). Tak terasa, kami telah sampai di gerbang Gunung Padang, sebelum memasuki area, terlebih dahulu kami harus meminta izin dengan petugas yang berjaga di depan situs. Untuk menuju situs ini, ada 2 jalur yang bisa ditempuh, pertama tangga asli yang tersusun atas balok batu khas situs ini, dan yang kedua, tangga yang dibangun saat Ibu Negara (Ibu Ani), akan mengunjungi situs ini. Kami memutuskan mengambil jalur pertama, dengan alasan “biar lebih berasaa J...”
Aku tidak menghitung berapa anak tangga yang dinaiki sampai pada puncak situs ini. Sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan didepan mata kami membuat semua berbinar, dan melupakan rasa letih yang terasa. Balok-balok kayu berserakan dengan berbagai posisi diatas, diantara hijaunya rerumputan. Beberapa balok kayu, tampak berdiri tegak, dan beberapa yang lain tersusun dengan rapi secara horizontal.
Bukit Berbatu!
Dari seorang pemelihara situs ini (Pak Nanang), kami mendapatkan beberapa cerita tentang situs ini. Konon, daerah ini merupakan sebuah istana kerajaan besar, dan mungkin bekas kerajaan Sunda Prabu Siliwangi. Daerah ini dikelilingi oleh lima gunung, salah satunya bernama Gunung Gede. Satu hal yang sangat unik dari situs ini, batuan yang diatas lebih tua umurnya dari batuan dibawahnya (tidak mengikuti hukum Steno). Salah satu penyebabnya, para ahli memperkirakan bentuk bangunannya dulu berbentuk piramid, jadi kemungkinan yang bagian atasnya dibangun terlebih dahulu. Satu fakta lagi, di daerah ini tidak ada tanda-tanda adanya gunung berapi, jadi kemungkinan besar batu-batu yang berada di situs ini, dulunya dibawa dari tempat lain. (Yang menjadi pertanyaan, di angkut pakai apa batu-batu tersebut???)
Bersama Pak Nanang
Matahari sudah mulai turun, hampir menjelang magrib. Kami mendapatkan banyak hal dari Pak Nanang, dan 1 hal yang unik yang diceritakan Bapak, bahwa dulu ada yang tinggal disini bernama MAU, MAU disini bukan harimau paparnya, tetapi Manusia Unggul...
3 super woman
Yah, apapun yang diceritakan, dan apapun yang kami dapatkan disini, kami belajar banyak hal...”Melihat keindahan Indonesia, membuat kita semakin mencintai Negeri ini, dengan segala pesonanya” J.
=Thanks a lot buat Tim MAU
(Ky2, Norma, Mas Ali, Kak Awal, Kak Ono, Isa, Jeffry)=
Tim MAU
*Padang = Kata “padang’” dalam bahasa Sunda berarti caang atau terang benderang. Ada juga pengertian lain dari istilah “padang”, yaitu: pa (tempat), da (besar; agung), dan hyang (eyang; moyang; leluhur), dari ketiga kata tersebut kemudian kata ‘padang’ dimaknakan sebagai tempat agung para leluhur.
(http://www.indonesia.travel/)

*Sunda = Suci