Sabtu, 29 Oktober 2016

Wiss Udaaah

Hampir 1 minggu yang lalu wisuda kedua ku di Kampus Gajah Duduk…
Aku mulai merasakan arti dari wisuda itu sesungguhnya. Wisuda itu melepaskan status mahasiswa yang melekat pada diri seseorang dan mengakibatkan orang tersebut menjadi “tanpa status” dan harus segera menentukan arah akan kemana kaki dilangkahkannya mengejar status berikutnya.
Apa sih perasaan setelah wisuda?
Galau? Ya…
Karena galau Aku menulis. Karena dengan menulis, rasanya seperti berdialog dengan diri sendiri, dan dengan begitu Aku seperti menemukan “teman diskusi”.
Akan kemana Aku berikutnya?
Menapaki jalan takdir berikutnya…
Lantas apa itu takdir?
Sebenarnya setiap hari kita dihadapkan pada pilihan – pilihan. Misalnya dalam momen wisuda saja, ada beberapa pilihan, ingin memakai baju warna apa? Jilbab warna apa? Sandal wisuda yang bagaimana? Foto wisuda dimana? dan lain sebagainya, semuanya tentang memilih. Pada akhirnya kita harus memilih dan memutuskan mana yang akan kita pilih. Terkadang, takdir itu terlihat seperti keputusan yang kita pilih. Sejatinya, takdir itu sesuatu yang telah Allah rancang untuk kita, dan hati kita digerakkan Allah untuk memilih itu.
Jadi, alangkah bijaknya jika ingin memilih sesuatu, kita kembalikan dulu pada Allah, agar niat – niat kita kembali lurus, hanya untuk menggapai ridho – Nya.
Cukup sekian diskusi monolog antara Aku dan Diriku, yang kalau diteruskan pembahasannya akan kemana – mana, maklum yang diajak diskusi lagi galau :D.

Rabu, 26 Oktober 2016

[perjalanan tugas akhir MAHASISWA]

Bismillah…
[prolog]
Dear Bumi,
Aku terkadang tak cukup merasa pantas
Untuk menyematkan gelar di belakang namaku, Magister Ilmu Bumi
Setitik tanda yang terpahat di tubuhmu saja Bumi,
terkadang Aku masih gamang untuk menafsirkannya…
Aku hanya berharap semoga ini, menambah taatku kepada Allah Pencipta kita,
menambah syukurku pada setiap ilmu yang diamanahkan-Nya padaku…

Malam ini masih ditemani gerimis, akhirnya aku memutuskan untuk membuka dan menindis tuts – tuts keyboard laptop, setelah malam sebelumnya Aku berada pada kondisi benar – benar tak ingin membuka laptop. Bukan karena apa – apa, hanya tak ingin menambah beban mataku yang sudah sangat ingin mengatup, dan sudah terlihat seperti mata panda, akibat beberapa hari sebelumnya banyak begadang mempersiapkan hari persidangan.

Alhamdulillahilladzii bi ni’matihi tatimmusshalihaat…
[segala puji bagi ALLAH yang dengan nikmat – Nya sempurnalah seluruh kebaikan]
Satu kata yang Aku ungkapkan atas segala karunia yang telah dilimpahkan kepadaku. Jujur, kalau berbicara masalah kepantasan, Aku merasa masih jauh dari sempurna dalam meraih ini. Aku mulai mengenang perjalanan panjang tugas akhir ini, berlikunya kisah perjuangan dalam menyelesaikan amanah tesis ini.

[periode AWAL]
Di awal pengerjaan tesis ini masih terbayang – bayang betapa ragunya Aku mengambil topik kajian ini. Sedikit perkenalan, Aku mengambil topik tesis mengenai kajian bentang alam (geomorfologi) terhadap tingkat keaktifan tektonik di suatu wilayah. Pertama kali terbayang background pendidikan S1 yang berasal dari jurusan Pendidikan Fisika, dan ada rasa tak PD untuk mengkaji tentang hal ini (#berasabutirandebu). Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati, dan dengan beberapa kali berdiskusi dengan dosen pembimbing, akhirnya Aku mengambil daerah Pegunungan Baturagung dalam kaitan dengan kegempaan Yogyakarta sebagai objek penelitian. Periode awal penelitian saja sudah beberapa kali Aku menemui para ahli gempabumi, mulai dari Pak Danny Hilman, Pak Irwan Meilano, dan pembimbingku sendiri Pak Supartoyo, dengan berbagai kisah inspiratifnya. Tapi ada satu hal yang menguatkanku untuk mengambil topik bahasan ini, kajian geologi dan lingkungan yang bagiku menarik untuk dibahas. Pak Budi Brahmantyo selaku dosen pembimbingku juga teramat sering memberikan motivasi yang terkadang menjadi pemantik semangat di tengah – tengah berlikunya perjalanan tesis ini.

[periode LAPANGAN]
Penelitian ini difokuskan pada kegiatan pengamatan lapangan di Klaten Selatan. Cukup rempong juga mengingat kisah penelitian lapangan. Beberapa kali harus diundur mengingat hasil analisis studio yang belum rampung. Akhirnya dengan izin - Nya Aku berangkat juga ke Klaten. Penelitian dilakukan selama 1 minggu, Aku menginap di rumah salah seorang warga yang berlokasi tak jauh dari stasiun. Penelitian ini ditemani Ageng yang telah meluangkan waktunya untuk menemani perjalanan menembus jalan setapak, mencari bukti – bukti terkait keaktifan tektonik di daerah ini #thanksalotgeng.

[periode ngARCGIS]
ArcGIS itu sebuah aktivitas yang menguji kesabaran. Teringat entah sudah berapa kali prosesing data yang gagal, teringat beberapa kali Aku harus merepotkan guru ArcGIS – ku, Erwin. Satu hal yang selalu Aku ingat dari Erwin adalah perkataannya yang sangat khas “sabar Rahmi, sabaar…”. Beberapa kali pula Aku harus mengulang pekerjaan di laman baru arcGiS karena kesalahan dan kecerobohanku. Aaah…terlalu banyak kenangan di ArcGIS yang menempel di kepala, semoga seperti itu juga dengan ilmunya, tetap menempel di kepala.

[periode AKHIR]
Masa yang malam – malamnya Aku habiskan untuk membuka mata lebih lama, menunduk di depan layar laptop, singkatnya memberikan beban yang lebih pada tubuh ini. Hingga jangan salahkan, jika Allah menegurku dengan memberikan ujian sakit sekitar 5 minggu. Dari sana Aku diberi nasihat oleh beberapa teman, agar memberikan hak tubuh, istirahat yang cukup. Aku minta maaf Allah, tak mampu menjaga dengan baik titipan tubuh ini.

[epilog]
Bi iznillah…
Allah memberikan kelapangan dan kemudahan kepadaku, setelah menjalani beberapa kali bimbingan, akhirnya Aku diizinkan untuk seminar tepatnya di tanggal 23 September 2016, setelah 2 hari sebelumnya mengikuti Conference TREPSEA. Alhamdulillah seminar berjalan dengan lancar, dan pembimbingku memberikan izin untuk ujian di tanggal 30 September 2016, tepat 1 minggu setelah seminar. Aku mngerjakan revisi seminar dalam 2 hari mengingat draft yang harus diselesaikan minimal 1 minggu sebelum ujian.
Tibalah waktunya Aku ujian…
Ujian dijadwalkan pukul 13.00 – 15.00
Sebelum ujian dimulai para dosen rapat terlebih dahulu di ruang sidang. Cukup lama Aku menunggu di luar, hampir setengah jam. Hingga akhirnya Aku dipersilahkan masuk ke ruang sidang. Suasana agak berbeda saat memasuki ruang sidang, satgas berkata, “Eh,,,orang kerinci niih”, disambut oleh salah seorang penguji yang berasal dari SUMUT, “Orang sumatera ni, suaranya dikerasin dikit, jangan bikin malu orang sumatera ya”...

Satgas membuka sidang dengan menanyakan kesiapanku utuk melaksanakan sidang. Lalu dilanjutkan dengan pembimbing yang mempersilahkanku mempresentasikan hasil penelitian dengan durasi waktu 15 – 20 menit. Cukup gugup Aku memulai ujian, baru membuka slide judul, ternyata langsung terdapat kesalahan, kata “dan” yang berulang pada judul. Kontan saja itu membuat salah satu dosen penguji menghentikan presentasiku, dengan sedikit bergurau beliau memprotes judul tersebut “dan – dan” lain ya artinya? (dandan=berhias) kata beliau sambil tertawa. Sedikit mulai mencair kegugupanku, dan mulai bisa tertawa, akhirnya Aku bisa lebih tenang menyelesaikan presentasiku. Dimulailah proses tanya jawab, mulai dari dosen pembimbing dan dilanjutkan dosen penguji. Tak banyak perdebatan, beberapa hal dijadikan saran yang harus Aku perbaiki dalam penelitian ini.

Setelah berdiskusi cukup panjang akhirnya Aku dipersilahkan keluar dari ruangan, “silahkan keluar dulu, ngopi – ngopi” ucap satgas sidang. Sekitar 5 menit Aku menanti di luar, akhirnya dipersilahkan kembali masuk ruangan untuk pembacaan hasil.

Satgas membacakan hasil “Oke saudara Rahmi, kami sudah mendengarkan mengenai pemaparan tesis saudara. Jadi ada beberapa perbaikan yang harus diperbaiki disini, antara lain adalah…..
Hasilnya adalah, kami semua sepakat untuk meluluskan saudara dengan nilai 81,6 predikatnya sangat baik A. Atas nama Prodi Teknik Geologi, kami mengucapkan selamat…”
Alhamdulillah, Aku LULUS…
Menetes air mataku mendengarnya, ada perasaan haru tak terbendung di hati. Allah Maha Besar! Segala Puji Hanya Milik Engkau Ya Robb…
30 September 2016, Rahmi Mulyasari, S. Pd, M.T.


Masa depan itu terhijab nyata di depan mata kita
Karena itu, berusahalah untuk tetap dalam keadaan yang baik
Untuk berusaha menyiapkan yang terbaik di kondisi akhir kita…

[*ditulis 2 hari setelah SIDANG]

Sabtu, 08 Oktober 2016

Hijriah 1438

Momen tahun baru hijriah merupakan salah satu momen yang baik untuk bercermin, mengevaluasi apa yang telah kita lakukan di satu tahun yang lalu dan berbenah untuk pencapaian target satu tahun ke depan. Sesuai dengan namanya Hijrah artinya pindah, sebuah peristiwa penting dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW berpindah dari kota kelahirannya ke sebuah negeri yang baru – Madinah. Lebih jauh dari itu hijrah diartikan sebagai pindah dari hal-hal yang tidak baik menjadi hal-hal yang baik, bukan hanya fisik namun juga ruh-nya, intinya adalah peningkatan kualitas mulai dari hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun dan terus-menerus dilakukan dengan landasan istiqomah dan kebenaran.

Satu tahun yang lalu beberapa hal yang sangat disyukuri, Alhamdulillah diberi kemudahan menyelesaikan amanah kuliah S2, menyelesaikan juz 30, jadi presenter di international conference dan Alhamdulillah adek masuk UPI dan jadi santri tahfidz. Evaluasi terhadap target tahun lalu, belum rutin hafalan One Day One Ayat – nya, belum rutin ODOJ – nya, masih sering lupa waktu kalau udah pegang hp, dan masih suka “the power of deadline”.

Di awal tahun ini, ingin selalu menanam harapan-harapan terbaik, target – target terbaik. Sungguh, salah satu keinginan terbesar ingin menjadi lebih dekat dengan Allah, lebih baik, lebih bermanfaat, dan khusnul khotimah. Beberapa target yang ingin dicapai di tahun ini:
1.     Membahagiakan orang tua.
2.     Membantu tabungan haji orang tua.
3.     Rutin hafalannya (Juz 29).
4.     Mengamalkan ilmu yang diperoleh (Mengajar).
5.     Belajar menjahit dan desain pakaian.
6.     Belajar memasak masakan Padang.
7.     Menabung untuk kurban.
8.     Membantu biaya kuliah adek.
9.     Merintis usaha social-enterprise.
10.  Semakin baik ibadah, gaya hidup, cara berpakaian dan orientasi-nya.
11.  Semoga segera dipertemukan dengan teman hidup yang saling membahagiakan dunia – akhirat.

Semoga Allah berkenan mengijabah harapan dan do’a - do’a terbaik ini di waktu dan momen yang terbaik menurut – Nya, Aaamiin allahumma aamiin.